Sahabat sekalian, kehidupan manusia di dunia ini
diibaratkan seperti seorang musafir (pengembara) yang suatu saat harus kembali
ke kampung halaman. Alangkah mirisnya jika seorang musafir berjalan tanpa tahu
tujuan serta tanpa membawa perbekalan. Dalam pengembaraan kita ini,
pasti banyak godaan, rintangan, dan halangan (pernah nonton film Kera Sakti?
Anggap saja seperti itu, he..he). Namun, selain segala halangan, kepayahan
serta kelelahan, pengembaraan kita juga dihiasi dengan hal-hal indah nan
menawan. Mengingat waktu perjalanan kita terbatas, pertanyaan besar yang
menggelayut di benak kita adalah :
Apakah perjalanan kita ini akan menjadi sia-sia belaka?
Atau ada manfaatnya?
Bila sia-sia, maka alangkah ruginya waktu yang telah
kita investasikan dan tenaga yang telah kita habiskan.
Bila ada manfaatnya, maka kepada apa dan siapakah
manfaat itu berlaku? Dan apakah setelah kita mati maka manfaat kita juga
berakhir?
Orang yang beriman didorong untuk mengabdikan seluruh
hidupnya guna mencapai ridho Tuhan,
menebarkan manfaat, dan menyemai kebaikan. Maka, meskipun sedikit, semoga blog
ini bisa bermanfaat terutama bagi kami untuk bekal di akhirat kelak. Akhiran,
sebagai penutup, Jalaaluddin ar-Ruumy rahimahullah pernah berkata :
“Siapa yang mengingkan bulan, janganlah ia menyingkir dari
malam”
“Siapa yang menginginkan mawar, janganlah takut dengan
durinya”
“Siapa yang menginginkan cinta, janganlah lari dari
Dzat-Nya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar