Minggu, 25 April 2021

Muqaddimah

Sahabat sekalian, kehidupan manusia di dunia ini diibaratkan seperti seorang musafir (pengembara) yang suatu saat harus kembali ke kampung halaman. Alangkah mirisnya jika seorang musafir berjalan tanpa tahu tujuan serta tanpa membawa perbekalan. Dalam pengembaraan kita ini, pasti banyak godaan, rintangan, dan halangan (pernah nonton film Kera Sakti? Anggap saja seperti itu, he..he). Namun, selain segala halangan, kepayahan serta kelelahan, pengembaraan kita juga dihiasi dengan hal-hal indah nan menawan. Mengingat waktu perjalanan kita terbatas, pertanyaan besar yang menggelayut di benak kita adalah :

Apakah perjalanan kita ini akan menjadi sia-sia belaka?

Atau ada manfaatnya?

Bila sia-sia, maka alangkah ruginya waktu yang telah kita investasikan dan tenaga yang telah kita habiskan.

Bila ada manfaatnya, maka kepada apa dan siapakah manfaat itu berlaku? Dan apakah setelah kita mati maka manfaat kita juga berakhir?

Orang yang beriman didorong untuk mengabdikan seluruh hidupnya guna  mencapai ridho Tuhan, menebarkan manfaat, dan menyemai kebaikan. Maka, meskipun sedikit, semoga blog ini bisa bermanfaat terutama bagi kami untuk bekal di akhirat kelak. Akhiran, sebagai penutup, Jalaaluddin ar-Ruumy rahimahullah pernah berkata :

“Siapa yang mengingkan bulan, janganlah ia menyingkir dari malam”

“Siapa yang menginginkan mawar, janganlah takut dengan durinya”

“Siapa yang menginginkan cinta, janganlah lari dari Dzat-Nya”

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar