Minggu, 25 April 2021

Rukun Iman (2)


1.  Iman kepada Allah Swt

Iman kepada Allah Swt artinya kita beriman bahwa Allah Swt itu ada dan beri’tiqad bahwa Dia memiliki sifat-sifat Jamaal (keindahan), Jalaal (kebesaran) dan Kamaal (kesempurnaan) dan Maha Suci Allah dari semua sifat kekurangan. Adapun yang wajib diketahui oleh setiap muslim yang baligh dan mukallaf adalah:

1)    Sifat wajib bagi Allah Swt ada 20

2)   Sifat mustahil bagi Allah Swt ada 20

3)   Sifat jaiz bagi Allah Swt ada 1

2.  Iman kepada malaikat

Malaikat adalah makhluk yang Allah Swt ciptakan dari nuur (cahaya). Mereka tidak makan dan minum. Mereka adalah makhluk-makhluk yang mulia, hamba-hamba yang taat, tidak pernah durhaka kepada Allah Swt dan selalu melaksanakan apapun yang Allah Swt perintahkan. Hakikat tubuh malaikat hanya diketahui oleh Allah Swt, kita tidak diwajibkan untuk mengetahuinya. Begitu pula dengan jumlahnya. Kita tidak diwajibkan untuk mengetahui jumlah seluruh malaikat, karena hanya Allah Swt yang tahu tentang hal itu. Kita hanya diwajibkan untuk mengetahui 10 orang malaikat utama beserta tugas-tugasnya, yaitu :


No

Nama

Tugas

1

Jibril As

Menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul

2

Mikail As

Membagikan rizki, mengatur hujan, kesuburan, dll

3

Israfil As

Meniup sangkakala

4

Izrail As

Mencabut nyawa

5 & 6

Munkar – Nakir As

Menanyai orang yang telah wafat di alam barzakh

7 & 8

Roqib – Atid As

Roqib mencatat amal baik,‘ Atid mencatat amal buruk

9

Malik As

Menjaga pintu neraka

10

Ridwan As

Menjaga pintu surga

 

 

3.  Iman kepada kitab

Umat Islam wajib mempercayai adanya kitab suci yang Allah Swt turunkan kepada para rasul. Kitab suci itu Allah Swt turunkan tidak hanya sebagai bukti kenabian, tapi juga petunjuk bagi umat manusia. Karena Allah Swt telah mengutus banyak nabi dan rasul, maka besar kemungkinan bahwa kitab suci itu juga ada banyak. Namun yang wajib untuk diketahui itu hanya ada 4 (empat) yaitu :

1.     Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa As

2.    Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud As

3.    Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa bin Maryam As

4.    Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw

Terkait kitab-kitab suci ini, Allah Swt berfirman :

إِنَّآ أَنزَلۡنَا ٱلتَّوۡرَىٰةَ فِيهَا هُدٗى وَنُورٞۚ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya” (Q.S. al-Maidah : 44)

وَءَاتَيۡنَا دَاوُۥدَ زَبُورٗا ٥٥

“dan Kami berikan Zabur kepada Daud” (Q.S. al-Isra : 55)

 

وَقَفَّيۡنَا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم بِعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِۖ وَءَاتَيۡنَٰهُ ٱلۡإِنجِيلَ فِيهِ هُدٗى وَنُورٞ

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan mengutus Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil,  didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya”

(Q.S. al-Maidah : 46)

 

 

Adapun terkait dengan al-Qur’an al-Karim, Allah Swt berfirman :

 

 إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ قُرۡءَٰنًا عَرَبِيّٗا لَّعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ ٢

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” (Q.S. Yusuf : 2)

 

Selain kitab, Allah Swt juga menurunkan shuhuf (lembaran-lembaran wahyu) kepada para nabi, misalnya Nabi Ibrahim As dan Nabi Musa As. Terkait dengan hal ini, Allah Swt berfirman :

إِنَّ هَٰذَا لَفِي ٱلصُّحُفِ ٱلۡأُولَىٰ ١٨  صُحُفِ إِبۡرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ ١٩

“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu (18)  (yaitu) shuhufnya Ibrahim dan Musa” (Q.S. al-A’laa : 18-19

 

 Adapun yang dimaksud dengan beriman terhadap kitab-kitab terdahulu adalah : beriman bahwa dahulu Allah Swt menurunkan kitab-kitab tersebut kepada para rasul sebagai petunjuk bagi umat terdahulu. Jadi bukan mencampur adukkan keimanan antara Taurat, Zabur, Injil dan al-Qur’an.  Adapun pada zaman ini, umat Islam mengimani al-Qur’an dan tunduk pada hukum yang tertuang di dalamnya. Sedangkan kitab-kitab Taurat dan Injil yang beredar sekarang ini sudah tidak asli serta mengalami perubahan (penambahan maupun pengurangan). 

 

Allah Swt berfirman tentang perubahan pad a Taurat :

مِّنَ ٱلَّذِينَ هَادُواْ يُحَرِّفُونَ ٱلۡكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ

“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya..” (Q.S. al-Nisa  :46)

 

Allah Swt berfirman tentang perubahan pada Injil :

وَمِنَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّا نَصَٰرَىٰٓ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَهُمۡ فَنَسُواْ حَظّٗا مِّمَّا ذُكِّرُواْ بِهِۦ فَأَغۡرَيۡنَا بَيۡنَهُمُ ٱلۡعَدَاوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ وَسَوۡفَ يُنَبِّئُهُمُ ٱللَّهُ بِمَا كَانُواْ يَصۡنَعُونَ .

“Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan”

(Q.S. al-Maidah : 14)

 

Adapun al-Qur’an al-Karim akan senantiasa dijaga keasliannya oleh Allah Swt. Hal ini sealan dengan firman-Nya :

 إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (Q.S. al-Hijr : 9)

 

 

4.  Iman kepada para nabi dan rasul

Nabi dan rasul adalah utusan Allah Swt bagi umat manusia di muka bumi. Mereka memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat baik dan memberikan peringatan serta ancaman bagi orang-orang yang berbuat keburukan.

Nabi adalah : manusia yang mendapat wahyu dari Allah Swt meskipun tidak diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia lain.

Rasul adalah : manusia yang mendapat wahyu dari Allah Swt dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia lain. Baik nabi maupun rasul, kesemuanya adalah laki-laki. Tidak ada nabi dan rasul wanita. Iman kepada para nabi dan rasul artinya mengimani bahwa Allah Swt telah mengutus para nabi dan rasul ke muka bumi ini.

Untuk menguatkan dakwah dan sebagai bukti kenabian, Allah Swt memberikan kepada para nabi dan rasul mukjizat. Mukjizat adalah : perkara luar biasa, diluar kebiasaan, yang Allah Swt berikan kepada para nabi dan rasul, yang dapat ditampakkan dihadapan orang lain,dimana orang-orang yang mengingkarinya tidak mampu berbuat yang serupa.

Syaikh Nawawi al-Banteny rahimahullah ta’ala dalam kitab Qatrul Ghoits menyebutkan bahwa jumlah para nabi ada 124.000 orang dan 313 diantaranya diangkat menjadi rasul. Apakah wajib mengetahui semua jumlah nabi tersebut? Tidak. Kita hanya diwajibkan mengetahui 25 orang nabi dan rasul, yaitu :


1)    Nabi Adam As

2)   Nabi Idris As

3)   Nabi Nuh As

4)   Nabi Hud As

5)   Nabi Shaleh As

6)   Nabi Ibrahim As

7)   Nabi Luth As

8)   Nabi Isma’il As

9)   Nabi Ishaq As

10) Nabi Ya’qub As

11)  Nabi Yusuf As

12) Nabi Ayub As

13) Nabi Syu’aib As

14)        Nabi Musa As

15)        Nabi Harun As

16)        Nabi Dzulkifli As

17)        Nabi Daud As

18)        Nabi Sulaiman As

19)        Nabi Ilyas As

20)        Nabi Ilyasa’  As

21)        Nabi Yunus As

22)        Nabi Zakaria As

23)        Nabi Yahya As

24)        Nabi Isa As

25)        Nabi Muhammad Saw


Seluruh nabi dan rasul tersebut diutus Allah Swt untuk berdakwah kepada kaum tertentu. Syari’at mereka terbatas dengan daerah dan waktu tertentu. Adapun Nabi Muhammad Saw adalah nabi yang terakhir. Beliau diutus kepada seluruh manusia. Syari’at yang beliau bawa terus berlaku sampai hari kiamat.

 

5.  Iman kepada hari akhir

Hari akhir adalah : hari yang keadaannya sangat dahsyat. Al-Qur’an menggambarkan dengan bahasa kiasan bahwa kedahsyatan hari akhir itu dapat membuat seorang bayi tiba-tiba menjadi beruban. Beriman kepada hari akhir artinya : mengimani dan mempercayai bahwa hari akhir itu akan datang.

Hal-hal yang harus diimani terkait dengan hari akhir adalah :

1.     Setiap orang akan mati bila telah tiba ajalnya. Bila saat kematian sudah datang, tak bisa dimundurkan atau dimajukan.

2.    Setelah mati, manusia dikubur di tanah. Di alam kubur (barzakh) manusia akan ditanyai oleh malaikat Munkar dan Nakir. Orang-orang yang mendapat rahmat Allah Swt akan merasakan nikmat kubur, sedangkan orang-orang yang celaka akan merasakan siksa kubur.

3.    Setelah hari kiamat, manusia akan dibangkitkan dari alam kubur untuk dikumpulkan di padang Mahsyar guna dihisab. Inilah yang kadang juga disebut dengan nama “Yaumul Hisaab” atau Hari Penghitungan.

4.    Titian shiraat dibentangkan di atas neraka jahannam. Orang-orang yang bahagia dapat melaluinya sedangkan orang-orang yang celaka akan jatuh ke dalam neraka.

5.    Orang-orang mukmin yang beruntung masuk ke dalam surga.

6.    Orang-orang beriman yang masih memiliki tanggungan dosa ada yang masuk ke neraka terlebih dahulu untuk menerima hukuman atas perbuatan dosanya yang belum diampuni Allah Swt. Setelah itu, barulah mereka akan diangkat untuk masuk ke dalam surga.

7.    Orang-orang kafir kekal di dalam neraka , selama-lamanya.

Na’udzu billaahi min dzaalik.

 

 

6.  Iman kepada qodho dan qodar

Sebagian ulama menyamakan antara Qodho dan Qodar dengan mengatakan keduanya adalah ketetapan dari Allah Swt. Sebagian lagi membedakan keduanya dengan mengatakan Qodho adalah : ketetapan Allah Swt tentang sesuatu di azali. Sedangkan Qodar adalah : perwujudan dari qadha tadi secara terperinci, satu persatu, sesuai waktu yang telah Allah Swt tentukan. Sederhananya, jika takdir tadi belum terwujud disebut qodho, namun bila sudah terwujud disebut qadar.

Misalnya, seseorang dituliskan akan mati di hari senin tanggal 15 April 2090 pada jam 9.15 pagi. Selama hal itu belum terwujud, maka hal ini masih disebut qodho. Namun bila sudah (atau tengah) terjadi, karena waktu yang ditentukan sudah tiba, hal ini disebut qodar.

Seorang muslim wajib mengimani dan meyakini bahwa segala yang terjadi di alam ini sudah diatur dan ditentukan oleh Allah Swt. Debu-debu yang berterbangan, dedaunan yang berguguran, angin yang berhembus, air yang mengalir, bahkan atom yang mengambang di udara; semua sudah Allah Swt tentukan. Tidak ada makhluk yang dapat membebaskan diri dari qodho dan qodar. Allah Swt berfirman :

 إِنَّا كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَٰهُ بِقَدَرٖ ٤٩

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan qadar” (Q.S. al-Qomar : 49)

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Allah Swt telah menakdirkan segala sesuatu pada azal dan Allah Swt tahu bahwa segala sesuatu itu akan terjadi pada waktu telah Dia tentukan. Maka sesuatu itu terjadi sesuai dengan takdirnya”.

Umat Islam wajib meyakini bahwa segala sesuatu sudah ada takdirnya. Termasuk perkara rizki. Hanya saja, kita tidak tahu kepastiannya. Itulah kenapa kita tidak diperbolehkan hanya menunggu takdir saja, tanpa mau bekerja. Bekerjalah dan berusahalah, kemudian serahkan hasilnya pada taqdir Allah Swt. Itulah kenapa, jika ada seseorang yang meletakkan suatu benih di atas batu, lalu ia duduk menunggu tumbuh dan berbuahnya benih itu, Imam al-Ghozaly rahimahullah  menyebutnya sebagai orang yang dungu dan sangat bodoh.

Itulah penjabaran singkat tentang Rukun Iman. Pahami apa yang dipaparkan dan pelajarilah di bawah bimbingan seorang guru. Mudah-mudahan Allah Swt menjaga iman kita dan memudahkan langkah kita untuk menegakkan pengamalan rukun iman dalam kehidupan kita sehari-hari.

Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar